The Letter – 3rd Letter

Title: The Letter Author Anonymouspark – Lenght Ficlet – Disclaimer I just own the story, poster also belongs to me  – Genre Fluff (maybe) – A/N  This story isn’t based on Davichi’s song

Cast:

Chanyeol EXO and OC

Previous story: 

1st letter l 2nd letter

Summary:

Every word been written from you letter never fails my smile

Tidak ada yang berubah dari kehidupan Sera. Seperti biasa setiap harinya ia harus  pergi ke  sekolah dan setelah  itu  harus ke studio musik untuk latihan piano. Setelah surat terakhir yang Sera kirim untuk Chanyeol dimana ia akan berhenti  mengirimi Chanyeol surat, saat itu pula Sera mencoba menghindar dari sosial media atau apapun yang berhubungan tentang sang idola. Tidak munafik, Sera merasa sangat kehilangan. Karena setiap harinya saat Sera memiliki waktu luang, Sera selalu membuka beberapa fansite untuk melihat berita terbaru tentang sang idola. Tidak lupa, setiap malam setelah belajar atau sebelum tidur Sera menyempatkan diri untuk membuka salah satu webiste yang berisi kumpulan beberapa fiksi dengan cast utama yaitu Park Chanyeo. Sera bahkan sudah menandai beberapa author favorit dan halaman dimana ia bisa mengakses dengan mudah beberapa fiksi dengan pemeran utamanya Park Chanyeol. Tetapi Sera tidak pernah melakukannya lagi. Sera berusaha menjauh dari hal tersebut selama tiga minggu kurang hingga suatu hari salah  satu teman Sera yang sama-sama menyukai salah satu member EXO yaitu  Kris, dia mengajak Sera untuk ikut bersamanya untuk menyambut kedatangan Kris di bandara LAX, Los Angeles. Ditambah ibu teman Sera tersebut adalah salah satu penggemar Kris. Sera menceritakan kepada ibunya bahwa temannya memiliki ibu yang sama-sama menyukai sang idola, Kris EXO. Mama Sera terdorong untuk melihat beberapa video yang Sera simpan terutama video Chanyeol. Ibu Sera senang bagaimana anaknya tersebut bisa menyukai lelaki imut dan tampan seperti Chanyeol. Bagaimana semangat Sera saat bercerita tentang Chanyeol, ibu Sera tidak ingin mematahkan semangat anaknya yang masih remaja tersebut ketika Sera berulang kalinya mengatakan bahwa ia akan menikahi Chanyeol.

Memang, disaat Sera mencoba menjauh, dia menemui beberapa halangan. Sera memang tidak bisa jauh dari dunia Chanyeol meskipun ia tidak bisa menjangkau lelaki itu secara langsung. Sera sudah merasa tidak tahan lagi dengan perubahan kecil yang telah ia buat. Disisi lain, Sera merasa sedikit tersiksa. Dia merasa ada sesuatu yang kosong dan hilang dari dirinya. Sera benar-benar sudah tidak tahan lagi. Dengan cepat Sera bangkit dari tempat tidur lalu menjatuhkan dirinya di kursi. Dia mendorong kecil kursi beroda itu hingga kini ia berada tepat di depan meja belajar. Tangan Sera dengan segera mengambil kertas dan pena lalu jemarinya sibuk menulis sebuah pesan diatas kertas itu.

27 Maret 2014

Dear Chanyeol…

***

Hari itu merupakan salah satu hari terbaik bagi seorang Park Chanyeol. Bagaimana tidak. Satu hari itu ia tidak memiliki jadwal sama sekali. Satu hari dimana Chanyeol hanya menghabiskan waktu luang bersama ibu, ayah dan kakaknya di salah satu restauran milik orang tua Chanyeol. Tidak ada hal yang spesial, hanya saja pada White Day itu Chanyeol dengan keluarga hanya berbincang ringan mengenai kesibukan masing-masing. Saling bertukar cerita dan melepas rindu satu sama lain. Tetapi di balik senyum Chanyeol tersebut, di dalam hati Chanyeol ada yang janggal.

Sudah tanggal 27 Maret.

Benar, dimana setiap akhir bulan Chanyeol selalu mendapatkan surat dari penggemar spesialnya tersebut. Penggemar yang selalu mengirimnya semangat melalui surat yang ia terima. Memang Chanyeol sudah membaca surat terakhir dari gadis itu bahwa surat itu adalah surat terakhir yang ia kirim untuk Chanyeol. Tetapi Chanyeol merasa tidak percaya dengan kalimat terakhir yang ia baca tersebut. Chanyeol yakin, bahkan ia berharap bahwa gadis itu masih mau mengiriminya surat. Setelah puas melepas rindu bersama keluarga, Chanyeol kembali ke apartemen untuk beristirahat. Sebelum tidur, Chanyeol biasanya selalu memeriksa surat dari penggemar yang menumpuk di mejanya. Chanyeol menatap malas surat yang ia terima, tetapi tidak kali ini. Tangan Chanyeol meraih beberapa surat dan kembali memeriksa surat dari penggemar tersebut. Senyum mengembang di wajah Chanyeol saat melihat nama pengirim surat yang sudah ia tunggu lebih dari satu bulan itu.

27 Maret 2014

Dear Chanyeol…

Setelah beberapa kali aku meyakinkan diri untuk tidak menulis surat untukmu. Tidak tahu hingga saat ini aku masih menulis dan mengirim mu surat. Aku rasa kau menerima surat ku tepat pada White Day bukan. Oh iya, sebelum kau heran kenapa aku tahu White Day, semoga kau ingat bahwa aku masih keturunan Korea.

Chanyeol tersenyum kecil. Tentu saja Chanyeol sangat ingat penggemarnya yang satu ini. Tinggal di Amerika dengan latar keluarga yaitu ayahnya Korea dan ibunya keturunan asia-amerika.

Aku ingin bercerita banyak hal kepada mu. Salah satunya yaitu, minggu lalu aku menemani teman ku ke bandara LAX untuk menyambut kedatangan Kris di Los Angeles. Memang tidak seramai fans Korea jadi aku bersama teman ku tersebut cukup beruntung untuk bertemu dengannya walaupun hanya sekilas. Aku tidak bisa memungkiri bahwa senyum Kris terlihat sangat manis jika dilihat dari jarak yang sangat dekat.

Wajah Chanyeol tiba-tiba terlihat murung. Jujur saja, Chanyeol merasa sedikit iri dengan Kris karena gadis itu sudah bertemu dengan Kris secara langsung, sedangkan Chanyeol hanya bisa duduk dan membaca surat yang ia terima.

Oh iya, ada sebuah cerita lagi. Setelah aku menemani teman ku tersebut untuk bertemu dengan Kris, ia mengajak ku ke rumahnya dan ia bercerita bahwa ibunya juga menyukai Kris dan EXO. Lalu saat aku sampai di rumah, aku bercerita kepada mama ku betapa kerennya ibu teman ku tersebut karena ia bisa memliki hobi yang sama dengan ibunya. Dan kau tahu apa yang terjadi selanjutnya? Ibuku akhirnya penasaran dengan EXO dan juga dirimu yang aku kagumi. Ibu tidak berhenti mengangguk bangga dan tersenyum saat menonton salah satu video mu. Tidak sengaja keluar dari mulutku bahwa aku ingin menikah dengan mu suatu hari, tetapi kali ini ibu tidak menampakkan wajah kecewa nya atau menyangkal ucapan ku. Ibu hanya tersenyum. Ibu bilang dia senang karena aku bisa menyukai lelaki imut, manis dan tampan seperti dirimu.

Senyum Chanyeol semakin melebar. Perasaan Chanyeol sedikit tidak karuan setelah membaca beberapa kalimat yang ia baca dari surat tersebut.

Chanyeol Oppa, andai kau tahu bagaimana senangnya hati ku setiap menulis surat untukmu. Meskipun aku sendiri tidak tahu surat ini akan sampai kepadamu. Apa aku mengganggu mu dengan surat ku ini? Aku harap tidak. Setelah membaca surat ini, aku rasa ini surat terpanjang yang pernah aku tulis untukmu. Maafkan jika surat ku ini membosankan. Oppa, tidak pernah bosan aku memberitahumu bahwa kau penyemangatku. Kau secara tidak langsung memberiku semangat dan aku disini akan selalu menyemangatimu dengan doa ku. Terima kasih, Chanyeol Oppa.

“Surat mu tidak pernah membosan kan dan kau juga menyemangati ku,” gumam Chanyeol kemudian menutup surat  tersebut. Chanyeol selalu merasa hidup kembali setelah membaca surat dari penggemar spesialnya itu. Dari cara gadis itu menulis, Chanyeol bisa merasakan gadis itu hanyalah gadis remaja yang begitu peduli terhadapnya. Chanyeol juga tidak percaya, kenapa setiap bulan dia menunggu surat dari gadis itu. Kenapa setiap bulan menerima surat itu hatinya selalu berdebar-debar dan…kenapa Chanyeol merasa semakin peduli terhadap gadis itu?

Hey, jadi satu hari ini aku libur dan setelah mager untuk waktu yang cukup lama akhirnya ficlet ini selesai aku ketik dalam waktu satu  jam. Terimakasih yang sudah baca+meninggalkan jejak. Mungkin setelah publish ini aku akan lanjut nulis lagi.

So, see you on next story! Xoxo~

63 thoughts on “The Letter – 3rd Letter

Thanks For Leave Your Comment